Setelah menjuarai Liga Utama Inggris 2012-2013, Manchester United (MU) dikenal sebagai klub sepak bola profesional Inggris yang paling berharga tahun 2013, senilai $3.165 milyar. Namun saat ini Red Devils gagal lolos di Liga Champions musim depan dan juga akan finis di liga dengan poin terendah sejak era Liga Primer Inggris. Apa yang menyebabkan kegagalan ‘spetakuler ‘ tersebut tidak lepas dari terpilihnya David Moyes sebagai Manajer Baru menggantikan Sang Legendaris Sir Alex Ferguson “Fergie” sejak 9 Mei 2013. Akhirnya 22 April Moyes dipecat setelah dianggap gagal oleh manajemen klub selama sepuluh bulan pertamanya di Old Trafford. Dan saham MU justru melonjak 6 % pada hari itu!
Dari kisah di atas, dalam dunia branding kita menyadari betapa pentingnya sebuah Brand tetap dapat menjadi top of mind dari para pelanggannya. Dalam era kompetisi yang keras saat ini, Brand harus mampu menjaga performanya—tidak cukup memiliki pesona yang kuat. Boleh saja Fergie yang begitu mempesona memilih langsung sang suksesornya Moyes sebagai ‘the chosen one’. Namun terbukti tidak selalu ada jaminan performa.
Sebuah Brand harus selalu memiliki energi. Dan uniknya energi itu justru dibangun dari para pelaku utama di balik Brand tersebut. Kesalahan menentukan Leader dalam organisasi berdampak negatif pada brand tersebut.
Meulensteen, yang menghabiskan waktu 12 tahun di MU, meninggalkan klub tersebut tujuh pekan setelah Moyes “berkuasa” mengatakan “Strategi berjalan di tempat. Saya pikir Moyes mengabaikan saran yang diberikan kepadanya oleh sejumlah staf. Dia memilih rencananya sendiri, yang mana dia berhak melakukan sepenuhnya, tetapi justru menjadi bumerang.”
Sedang Redknapp pernah menulis di Daily Mail “Para pemain terlihat tidak senang dengan David Moyes, mereka tidak bermain untuk dia. Ini adalah kekhawatiran yang serius dan dia harus membuat para pemain kembali termotivasi dengan cepat.”
Setiap Brand yang kuat dibangun berdasarkan identitas yang kokoh (brand values, brand essence). Semakin mature brand tersebut, artinya para pelaku dalam organisasi brand makin merasakan kekuatan identitas tersebut.
Jim Colins dalam bukunya Good to Great menyatakan hasil penelitiannya bahwa pemimpin selebriti yang dimasukkan dari luar mempunyai hubungan secara negatif dengan membawa sebuah perusahaan dari baik menjadi hebat. Justru sepuluh dari sebelas Dirut perusahaan yang masuk kategori Good to Great adalah berasal dari dalam perusahaan.
Yang jelas kehadiran Ryan Giggs sebagai Manajer Baru sementara di Red Devil telah menunjukkan di awal begitu pentingnya sosok leader dalam memberikan energi positif pada teamnya dengan mengembalikan pada Brand Identity sebenarnya. Awal yang manis dengan kemenangan 4-0 atas Norwich City. Menurut Giggs, ia hanya berniat untuk mengembalikan cara bermain ala Manchester United yang sebenarnya ke dalam timnya.
Di balik Brand besar selalu ada The Chosen One yang mampu menjadi inspirasi bagi organisasinya dan memberikan identitas yang unik untuk brand nya. Steve Jobs dan Apple, Jack Welch dan GE, Louis V. Gerstner, Jr. dan IBM, Bill Gates dan Microsoft. Perubahan adalah hal yang alami, namun janganlah kita merubah seorang Brand Leader tanpa memperhatikan peranannya sebagai seorang Energizer dan Man of Values bagi organisasi pemilik brand tersebut. Seperti apa yang banyak diamati banyak orang, keberhasilan MU selama ini karena Visi, Energi dan kemampuan Fergie lah yang telah membangun tim, baik di dalam maupun di luar lapangan.